HOAX DALAM PRESPEKTIF Q.S YUNUS AYAT 36
Allah
SWT menurunkan firmanya tentunya tidak lain dan tidak bukan untuk sebagai
petunjuk dan panutun hidup bagi manusia. Nabi Muhammad SWA pun mengatakan dalam
sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia
berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Aku
tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang
teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan
berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga). Allah SWT Berfirman
dalam Q.S Yunus Ayat 36 :
وَمَا يَتَّبِعُ أَكۡثَرُهُمۡ إِلَّا ظَنًّاۚ إِنَّ ٱلظَّنَّ
لَا يُغۡنِي مِنَ ٱلۡحَقِّ شَيًۡٔاۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ
٣٦
36. Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Kebanyakan
orang musyrik, dalam akidah mereka, tidak mengikuti apa-apa selain
prasangka-prasangka batil yang tidak beralasan. Dan prasangka-prasangka
itu–secara umum–tidak berguna sama sekali dan tidak dapat menggantikan
keyakinan. Lebih-lebih jika prasangka itu lemah, sebagaimana prasangka
orang-orang musyrik itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan
oleh pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu dan pengikut-pengikut mereka yang
bertaklid kepada mereka. Allah akan membalas mereka atas hal itu.
Selain penafsiran di atas Q.S Yunus Ayat 36 ini memiliki
juga memiliki penafsiran lain yakni Allah SWT memberitahukan kepada kita agar
jangan mudah percaya pada pada setiap informasi yang kita terima karena segala
informasi yang kita peroleh belum Tentu benar adanya.
Allah SWT menyuruh kita untuk untuk
bertabayyun terlebih dahulu dengan cara , mencari kebenaran informasi yang kita
peroleh tersebut sehingga kita bisa mengetahui berita atau informasi yang kita
peroleh tersebut benar adanya atau hanya sekedar hoax semata. Alah SWA
berfirman dalam Q S Al-Hujrat Ayat 6 yang artinya “Wahai orang-orang yang
beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu
berita penting. Maka tabbayyunlah (teliti dulu), agar jangan sampai kalian
menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya
kalian akhirnya menyesal atas perlakuan kalian.
Begitu Bayaknya informasi yang beredar
saat ini baik yang kita peroleh dari tetangga, Teman, koran, media cetak, media
elektronik, dan media sosial dan lain sebagainya yang begitu masif yang belum tentu benar
adanya, maka kita pun di tuntut menjadi orang-orang yang bijak dalam memfilter
informasi yang kita peroleh sehingga kota terhindar dari yang namanya hoax. Maka
Allah SWT mengingatkan kita lewat firmanya dalam Q.S Yunus Ayat 36 dan Q.S Al-Hujrat
ayat 6.
Setidaknya ada 5 hal yang
perlu kita perhatikan dalam memilih informasi agar kita terhindar dari HOAX
1.
Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul
sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak
tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja
diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat
hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita
denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa
dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.
Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan
yang lebih berimbang.
2.
Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari
website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila
berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi
-misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia
terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal
berita.
Dari jumlah tersebut, yang sudah
terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat
setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di
internet yang mesti diwaspadai.
3.
Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan
siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya
jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh
politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber berita.
Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah
perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah
peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah
pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk
bersifat subyektif.
4.
Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini ,
bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten
lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit
foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa
dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop
ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar
serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5.
Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage
dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH),
Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup
Sekoci.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar