EDUKASI SEBAGAAI SALAH SATU CARA MENURUNKAN ANGKA KASUS STUNTING
Kesehatan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi
manusia karena semua aspek kehidupan manusia bergantung pada kesehatan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan sumber daya manusia Indonesia melalui program-program
kesehatan merupakan upaya pemerintah
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Hal tersebut sesuai
dengan nawacita presiden Joko Widodo yang ke 5 meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia. Tentunya untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya
kerja sama dari semua pihak dan didukung dengan fasilitas yang memadai. Salah
satu yang menjadi isu nasional pembangunan manusia Indonesia pada saat ini
adalah Stunting
Baru-bari ini situs berita Republika.co.id mengeluarkan
data tentang kasus stunting. Di indonesia tercatat 7,8 juta dari 23 juta balita
adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. Sebanyak 18,5 persen
kategori sangat pendek dan 17,1 kategori pendek. Hal ini yang menyebabkan WHO
menetapkan Indonesia dengan status gizi buruk. Stunting tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah sebanyak 16,9 persen dan terendah ada di Sumatra Utara 7,2
persen.
Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang di
sebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting mulai terjadi saat
janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Kekurangan
gizi pada anak mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi lambat, imunitas
yang rendah dan kemampuan kongnitif berkurang.
Menurut Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp. A(K), spesialis
anak, konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, stunting pada anak merupakan indikasi
kurangnya gizi, baik secara kualitas maupun kuantitas yang tidak terpenuhi sejak
bayi yang mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat, penurunan fungsi
kongnetif, penurunan imunitas dan gangguan sistem pembakaran.
Stunting bisa dicegah melalui :
1. - Pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui
2. - Pemberian ASI sampai bayi
berumur 6 bulan
3. - Meningkatkan akses terhadap
Air bersih yang layak di minum dan sanitasi yang layal.
4. - Rajin mengukur tinggi badan
anak
5. - Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Tentunya untuk menurunkan angka penderita stunting perlu adanya upaya dan yang serius dari pemerintah. salah satu strategi untuk menurunkan kasus stunting adalah memberikan edukasi atau sosialisasi terkait stunting dan pencegahan nya kepada masyarakat. Seperti yang penulis lakukan di Desa Mibi Kabupaten Sorong
Papua Barat. Namun sebelum itu kita bahas dulu sedikit tentang Papua dan desa MIbi
Papua merupakan salah satu pulau dengan kekayaan alam
yang sangat melimpah. Hamparan hutan dan lautan yang luas dengan beragam flora
dan fauna di dalamnya menjadikan Papua sebagai sumber kehidupan masa depan
nusantara bahkan Dunia. Belum lagi kandungan mas, minyak, gas dan yang lainnya
yang terkandung di dalam perut bumi tanah Papua, tentunya tak ternilai
harganya. Kandungan sumber daya hayati di Papua sangat beragam dan sangat
melimpah. Banyak hewan dan tumbuhan yang hidup di tanah yang subur nan indah
ini. Kekayaan sumber daya perairan yang tak ternilai harganya. Salah satunya
adalah Raja Ampat. Terumbu karang di laut Raja Ampat di nilai sebagai
terlengkap di dunia dengan total jumlah karang 75 % dari 573 karang yang ada di
Dunia. 1.104 jenis ikan dan 669 jenis moluaka (hewan tak bertulang belakang).
Hutan Papua yang masih subur dan terjaga menjadikan Papua sebagai salah satu
paru-paru dunia.
Desa Mibi
Terdapat sebuah desa di Papua Barat yang bernama desa
Mibi. Desa Mibi merupakan desa yang terletak di distrik makbon Kabupaten Sorong
Papua barat. Desa Mibi dimekarkan oleh pemerintah kabupaten Sorong pada tahun
2015. Birokrasi di Desa tersebut baru mulai berjalan pada tahun 2016
paska pelantikan kepala Desa dan perangkat-perangkat desa lainnya di akhir
tahun 2015. Desa Mibi memiliki jumlah penduduk kurang lebih 137 dengan total jumlah kepala
keluarga 32 KK. Masyarakat di desa Mibi
memiliki mata pencaharian sehari-hari sebagai petani. Karena desa Mibi terletak
di Pesisir pantai maka sebagian dari masyarakat juga berprofesi sebagai
Nelayan.
potensi perikanan desa Mibi
Desa Mibi memiliki potensi sumber perikanan yang cukup
baik dikarenakan lautnya yang bersih dan terumbu karang yang hidup dengan baik. Selain itu di sekitar pantai desa Mibi
terdapat hutan bakau atau mangrufe yang kita ketahui berfungsi sebagai penyeimbang kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar. Hutan bakau atau
mangruf juga memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistem pesisir. Selain
karang, hutan mangrufe juga dijadikan rumah bagi beberapa jenis hewan laut di
antaranya Ikan, kepiting, udang, kerang dan lain sebagainya.
Hutan Mangurf di desa Mibi
Selain itu desa Mibi memiliki
potensi pariwisata seperti air terjun yang indah, pantai yang memiliki pasir
yang halus yang warna putih, serta hutan bakau yang indah.
Potensi Pariwisata Desa Mibi
Desa Mibi memiliki potensi pangan yang
melimpah. hal tersebut tentunya bisa di manfaatkan sebagai pemenuhan
Sumber gizi yang diperlukan bagi tubuh manusia. Seperti Karbohidrat, Vitamin,
serat dan protein. Potensi pangan yang dimiliki desa Mibi Diantaranya
sayur-sayuran seperti daun Singkong, daun pepaya, sayur daun gedi, sayur daun
petatas, katuk dan kangkung sebagai sumber serat. Buah-buahan diantaranya
pepaya, pisang, kelapa, nanas, langsat rambutan dan mangga sebagai sumber
vitamin dan umbi-umbian seperti singkong, talas, dan keladi. Pohon sagu dan
jagung sebagai sumber karbohidrat. ikan dan kerang sebagai sumber protein, dan
Sumber air minum yang mudah diperoleh di desa tersebut. semua itu tersedia dan
dengan mudah kita bisa dapatkan di desa Mibi.
Potensi Pangan Desa Mibi
|
Sayur Gedi |
|
Jagung dan Singkong
Ubi Jalar
Pepaya
Pohon Sagu
Nanas
Kelapa
Pisang
Sayur Katuk
Sumber Air Minum
dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terkait pengetahuan
masyarakat desa Mibi tentang stunting atau terhambat nya tumbuh kembang anak karena kekurangan gizi, rata-rata masyarakat tidak mengetahui dan tidak memahami akan hal itu. Dan ketika penulis menanyakan juga terkait makanan bergizi masyarakat menjawab bahwa makanan bergizi adalah makanan yang mahal yang di jual di rumah makan dan restoran-restoran.
Sebenarnya kasus stunting atau pun gizi buruk belum pernah terjadi di desa Mibi. Namun perlu adanya upaya agar kasus stunting tidak terjadi di desa tersebut. Salah satunya adalah dengan edukasi kepada masyarakat.
Dokumentasi wawancara dengan masyarakat desa Mibi
Berangkat dari hal tersebut, maka penulis yang berlatar
belakang sebagai relawan dari LSM kesehatan dan bekerja di salah satu program
pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Sorong Papua Barat, berinisyatif melakukan
kegiatan edukasi kepada masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat, gizi
buruk dan stunting serta pencegahan nya dan pemanfaatan potensi pangan lokal
sebagai pemenuhan gizi. Dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami tentang stunting dan pencegahan nya serta dapat memanfaatkan potensi lokal untuk mencukupi kebutuhan gizi bagai ibu hamil dan menyusui khusus nya dan masyarakat desa Mibi pada umumnya.
Pada tanggal 10 September 2018 saya melakukan koordinasi
dengan bapak kepala desa dan warga desa Mibi terkait kegiatan edukasi dan
sosialisasi yang akan saya lakukan di desa tersebut. Masyarakat pun merespon
dan menyambut baik kegiatan yang akan saya lakukan tersebut. Kemudian
kami pun menentukan jadwal dan tempat kegiatan.
Pada hari selasa tanggal 11 September 2018 pukul 08.00
pagi WIT saya bersama dua teman saya yaitu ibu Nusliati Nauw dan bapak
leonardus berangkat ke desa MIBI. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 2
jam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Sesampainya di desa Mibi kami di sambut hangat oleh warga yang telah berkumpul di tempat kegiatan. Kami
pun tidak lagi membuang-buang waktu karena mengingat hari yang telah menjelang
siang. Kami pun langsung memulai kegiatan.
Kegiatan kami awali dengan pembacaan doa, kemudian sambutan kepala desa Mibi. Kemudian penyampaian Materi. Materi pun kami disuguhkan dengan jelas dan
rinci dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan
tujuan agar masyarakat dapat lebih memahami dan mengerti materi yang kami sampaikan.
Dokumentasi Kegiatan
sumber :
1. Bapak Yahya Sapisa (Kepala Desa Mibi)
2. m.republika.co.id
3. dinkes.inhukab.go.id
sumber dokumentasi :
1. Dokumentasi Sendiri
2. abloidjubi.com (Peta papua)
|